BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Latar belakang dari kegiatan ini adalah, untuk menambah wawasan para siswa/siswi SMP Talenta terhadap berbagai macam hewan dan tumbuhan yang ada di dunia. Selain itu, menunjukkan kepada siswa/siswi tentang keanekaragaman jenis hewan dan tumbuhan yang ada di dunia dan memberi tahu mereka tentang pentingnya menjaga kekayaan alam khususnya hewan dan tumbuhan tersebut terhadap kelangsungan hidup manusia di muka bumi.
1.2 Tujuan
Memperkenalkan binatang-binatang dan tumbuhan-tumbuhan yang ada di dunia kepada siswa/siswi SMP Talenta sekaligus mempelajarinya, terutama binatang-binatang dan tumbuhan-tumbuhan yang berasal dari luar negeri yang belum diketahui oleh siswa/siswi SMP Talenta. Mendorong siswa/siswi agar dapat mengelompokan binatang-binatang dan tumbuhan-tumbuhan berdasarkan sistem klafikasi makhluk hidup. Selain itu, siswa/siswi akan mendapat pengalaman langsung dalam melihat tanaman-tanaman dan hewan-hewan yang ada di sana.
1.3 Sistematika
Sistematika penyajian sebagai berikut.
Bab I merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan, dan sistematika.
Bab II merupakan hasil pengamatan yang meliputi sejarah, bagian, dan isi.
Bab III merupakan penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.
BAB II
LAPORAN PENGAMATAN KEBUN RAYA BOGOR DAN TAMAN SAFARI
2.1 Sejarah Kebun Raya Bogor
Pada tanggal 15 April 1817 seseorang berkebangsaan Jerman yang berpindah ke Belanda dan menjadi ilmuwan botani dan kimia yang bernama Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt mencetuskan gagasannya untuk mendirikan Kebun Botani yang disampaikan kepada G.A.G.P. Baron Van Der Capellen,Komisaris Jendral Hindia Belanda dan beliau akhirnya menyetujui gagasan Reinwardt. Pada tahun 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen secara resmi mendirikan Kebun Raya Bogor dengan nama Slands Plantentuinte Buitenzorg.
Pada mulanya kebun ini hanya akan digunakan sebagai kebun percobaan bagi tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan ke Hindia-Belanda (kini Indonesia). Sekitar 47 hektar tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas samida dijadikan lahan pertama untuk kebun botani. Reinwardt menjadi pengarah pertamanya dari 1817 sampai 1822. Kesempatan ini digunakannya untuk mengumpulkan tanaman dan benih dari bagian lain Nusantara. Dengan segera Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu diperkirakan sekitar 900 tanaman hidup ditanam di kebun tersebut.
Pada tahun 1822 Reinwardt kembali ke Belanda dan digantikan oleh Dr. Carl Ludwig Blume yang melakukan inventarisasi tanaman koleksi yang tumbuh di kebun. Ia juga menyusun katalog kebun yang pertama berhasil dicatat sebanyak 912 jenis (spesies) tanaman. Pelaksanaan pembangunan kebun ini pernah terhenti karena kekurangan dana tetapi kemudian dirintis lagi oleh Johannes Elias Teysmann (1831), seorang ahli kebun istana Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch. Dengan dibantu oleh Justus Karl Hasskarl, ia melakukan pengaturan penanaman tanaman koleksi dengan mengelompokkan menurut suku (familia).
Kebun Raya Bogor selalu mengalami perkembangan yang berarti di bawah kepemimpinan Dr. Carl Ludwig Blume (1822), JE. Teijsmann dan Dr. Hasskarl (zaman Gubernur Jenderal Van den Bosch), J. E. Teijsmann dan Simon Binnendijk, Dr. R.H.C.C. Scheffer (1867), Prof. Dr. Melchior Treub (1881), Dr. Jacob Christiaan Koningsberger (1904), Van den Hornett (1904), dan Prof. Ir. Koestono Setijowirjo (1949), yang merupakan orang Indonesia pertama yang menjabat suatu pimpin lembaga penelitian yang bertaraf internasional.
Setelah kemerdekaan, tahun 1949 ‘Slands Plantentiun te Buitenzorg’ berganti nama menjadi Jawatan Penyelidikan Alam, kemudian menjadi Lembaga Pusat Penyelidikan Alam (LLPA) dipimpin dan dikelola oleh bangsa Indonesia, Direktur LPPA yang pertama adalah Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo. Pada waktu itu LPPA punya 6 anak lembaga, yaitu Bibliotheca Bogoriensis, Hortus Botanicus Bogoriensis, Herbarium Bogoriensis, Treub Laboratorium, Musium Zoologicum Bogoriensisi dan Laboratorium Penyelidikan Laut.Untuk pertama kalinya tahun 1956 pimpinan Kebun Raya dipegang oleh bangsa Indonesia yaitu Sudjana Kasan menggantikan J. Douglas.
Pendirian Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Dari sini lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894).
Pada saat itu telah dilakukan kegiatan pembuatan katalog mengenai Kebun Raya Bogor, pencatatan lengkap tentang koleksi tumbuh-tumbuhan Cryptogamae, 25 spesies Gymnospermae, 51 spesies Monocotyledonae dan 2200 spesies Dicotyledonae, usaha pengenalan tanaman ekonomi penting di Indonesia, pengumpulan tanam-tanaman yang berguna bagi Indonesia (43 jenis, di antaranya vanili, kelapa sawit, kina, getah perca, tebu, ubi kayu, jagung dari Amerika, dan kayu besi dari Palembang dan Kalimantan), dan mengembangkan kelembagaan internal di Kebun Raya yaitu:
· Herbarium
· Museum
· Laboratorium Botani
· Kebun Percobaan
· Laboratorium Kimia
· Laboratorium Farmasi
· Cabang Kebun Raya di Sibolangit, Deli Serdang dan di Purwodadi, Kabupaten Pasuruan
· Perpustakaan Fotografi dan Tata Usaha
· Pendirian Kantor Perikanan dan Akademi Biologi (cikal bakal IPB).
2.2 Sejarah Taman Safari Bogor
Taman Safari Bogor dibangun pada tahun 1980 di perkebunan teh yang tidak produktif. Lokasi ini lantas menjadi penyangga Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang terletak pada ketinggian 900-1.800m dpl. Taman itu lalu ditetapkan menjadi objek wisata nasional oleh Soesilo Soedarman, Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi saat itu. Belakangan, taman itu diresmikan sebagai Pusat Penangkaran Satwa Langka di Indonesia oleh Hasyrul Harahap, Menteri Kehutanan pada tanggal 16 Maret 1990. Taman ini memiliki banyak sekali jenis satwa mulai dari satwa lokal hingga satwa yang berasal dari luar negri.
2.3 Isi Kebun Raya Bogor
Sejumlah objek menarik bisa ditemui, antara lain laboratorium Treub, koleksi palem, hutan bambu, kuburan tua Belanda, dan sisi belakang Istana Bogor. Setelah melewati gerbang utama, terbentang Jalan Kenari I sepanjang 450 meter yang dihiasi pohon-pohon kenari (Canarium commune) di kedua sisi jalan.
Di perempatan pertama Jalan Kenari I, sebelum monumen Lady Olivia Marianne Raffles, kita belok ke kiri untuk berjalan di bawah pergola yang di musim hujan digelayuti bunga-bunga hijau tanaman kuku macan. Lurus ke depan, di sisi kiri jalan aspal terdapat Laboratorium Treub, khusus untuk penelitian Fisiologi dan Biokimia Tumbuhan. Di sebelahnya, berdiri rumah direktur Kebun Raya yang lama, yang sekarang sudah berubah fungsi menjadi rumah inap bagi para tamu Kebun Raya.
Rumah inap ini dibangun tahun 1884 bersamaan dengan didirikannya laboratorium botani oleh Dr. Milchior Treub. Laboratorium yang kemudian disebut dengan namanya itu telah mengalami perluasan tahun 1914. Sedangkan rumah inap bisa disewa masyarakat umum dengan tarif Rp 40.000,00 per orang semalam.
Di seberang rumah inap tampak kebun hutan dengan pepohonan besar menaungi tanaman di bawahnya. Ada beragam suku bawang-bawangan, ararut, dan temu-temuan. Pada blok XI B dan XII B tumbuh spesies Amorphophallus titanum alias Bunga Bangkai. Tanaman ini merupakan tanaman asli Sumatera yang memiliki perbungaan tertinggi dan terbesar di dunia. Bunga ini ditemukan tahun 1878 oleh Dr. Odoardo Beccari. Keunikannya, ia memiliki 2 siklus hidup, yaitu generatif dan vegetatif. Fase vegetatif ditandai oleh pertumbuhan batang, akar, dan daun dari umbinya. Ketika tiba fase generatif muncul tunas bunga berbentuk kerucut. Warna-warni bunganya, paduan antara violet, kuning, merah darah, dan hijau kekuning-kuningan, membuatnya amat mempesona. Sesudah 4 - 6 minggu, bunga akan mekar sempurna dan mengeluarkan bau busuk, seperti bau bangkai. Bunga yang tergolong raksasa ini pernah mekar mencapai ketinggian 3 meter dan berbunga setiap 2-5 tahun sekali.
Di blok III terdapat kawasan hutan bambu, dengan pekuburan Belanda di tengahnya. Tahun 1920, dua orang ahli ilmu burung (ornitologis) asal Belanda, H. Kuhl dan J.C. van Hasselt, meninggal dan dikuburkan di sana. Yang paling baru adalah makam Prof. Dr. A.A.J.G.H. Kostermans yang meninggal tahun 1994.
Kebun Raya Bogor ini memiliki banyak sekali jenis tanaman, sehingga bisa dibilang sebagai hutan mini. Taman ini memiliki luas 87 hektar, dengan 4526 jenis tanaman dari 215 famili yang ada. Koleksi paling tua di taman ini adalah pterocarpus, pohon yang memiliki biji yang dapat terbang hingga berpuluh- puluh kilometer. Kayu dari pohon ini keras dan getahnya bisa dijadikan obat antiseptik. Lalu ada juga pohon kayu raja, yang memiliki nama latin pompasia excelsa. Selain itu, ada gonarium komune/ pohon kenari yang kulit bijinya bisa dipakai sebagai kerajinan tangan di Bogor. Pohon ini katanya didatangkan dari Maluku, pada tahun 1834.
Tanaman lainnya adalah tanaman pala, yang ketinggiannya bisa mencapai 25m. Ini merupakan ketinggian rata- rata dari tanaman tersebut. Buah dari tanaman ini bisa dipakai sebagai pewangi campuran teh, lalu kulitnya bisa dibuat manisan dan juga obat tidur. Selain itu, bijinya merupakan rempah- rempah yang banyak dicari para penjajah pada jaman dahulu. Ada juga tanaman asam afrika (kigelia aethopica) yang buahnya memabukkan karena mengandung alkohol 80% setelah mengalami proses fermentasi. Ada tanaman kayu upas (antiaris toxicaria), yang sangat beracun. Getahnya biasa dipakai untuk berburu hewan, namun di dunia kedokteran, untuk pemacu jantung. Lalu, ada tanaman tongkat bisu, yang bisa membuat mulut gatal hingga tidak bisa bicara. Tanaman ini termasuk satu famili dengan talas- talasan/ bunga bangkai.
Tanaman yang terkenal di Kebun Raya Bogor ini adalah bunga bangkai (amorphophallus titanum becc.) dan bunga Raflesia. Bunga bangkai ini melewati 3 fase: fase vegetatif, di mana tanaman ini tidak mempunyai bunga namun berdaun. Lalu fase generatif, di mana tanaman ini berbunga namun tidak berdaun. Terakhir adalah fase dorman. Tanaman ini akan mengeluarkan bau bangkai jika mekar, untuk mengundang serangga. Bagian jantan pada tanaman ini ada di bagian bawah, untuk membantu penyerbukan. Bunganya dapat mencapai 2-3 meter jika mekar, dan mekarnya hanya 3-4 tahun sekal pada malam hari. Bunga Raflesia merupakan tanaman parasit yang juga berbau bangkai. Tanaman ini ditemukan oleh Sir Thomas Stamford Raffles saat berada di Indonesia, terutama di Bengkulu.
Koleksi lainnya adalah tanaman rotan (calamus manan) yang bisa tumbuh hingga puluhan meter dan tanamannya yang tua bisa digunakan untuk meubel. Ada juga pohon alsomitra (alsomitra macrocarpa), yang jika buahnya pecah, bijinya dapat terbang. Selain itu, tanaman ini disukai orang Jepang. Tanaman lainnya adalah tanaman coklat (theobroma cacao) dan tanaman pisang kipas yang bisa dijadikan kompas karena bagian yang paling tinggi selalu menunjuk ke arah utara.
2.4 Isi Taman Safari Bogor
Taman ini terletak di tiga lokasi. Taman Safari Indonesia I berlokasi di Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat atau yang lebih dikenal dengan kawasan Puncak. Sedangkan Taman Safari Indonesia II terletak di lereng Gunung Arjuna, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Selain itu ada juga Taman Safari III di desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Provinsi Bali.
Taman ini mempunyai beraneka ragam jenis satwa dari berbagai negara. Satwa ini banyak terdapat di jalur safari, dan jenisnya sangat banyak. Ada kuda nil, antelop, kerbau, rusa, hingga satwa liar seperti macan dan singa. Satwa- satwa ini dibiarkan berkeliaran bebas di jalan dengan pengawasan para petugas yang ada. Selain itu, jalur safari ini disesuaikan dengan habitat para satwa, sehingga ada jalur yang melewati sungai juga. Oleh karena kebijakan itu, para penumpang tidak boleh keluar dari kendaraan mereka karena akan membahayakan keselamatan diri mereka.
Selain jalur safari, ada beraneka ragam fasilitas contohnya seperti baby zoo. Di baby zoo, kita dapat berfoto bersama hewan- hewan yang ada dan juga melihat hewan- hewan yang ada. Pertunjukan yang ada di Taman Safari Bogor juga sangat beraneka ragam, ada pertunjukan singa, burung pemangsa, dll. Sedangkan permainan yang tersedia juga sangat beraneka ragam, dan yang terbaru adalah Safari Waterpark. Ada juga kereta gantung yang memudahkan para pengunjung untuk berkeliling. Fasilitas lainnya adalah safari track, di mana para pengunjung dapat berjalan kaki mengunjungi tempat- tempat yang menarik, Bus Safari, danau buatan, sepeda air, kano, kolam renang dengan seluncur ombak, kereta api mini yang melintasi perkampungan ala Afrika, Taman Burung, Kincir Raksasa, Gajah Tunggang, Kuda Tunggang, Komedi Putar, Pentas Sirkus, area Gocart, Children's Play Ground, Bom Bom Car, Rumah Hantu, kesenian tradisional dan sulap di panggung terbuka Balai Ruyung Safari.
Contoh hewan yang dapat dilihat di sini adalah burung hantu, yang mempunyai sensor di atas hidungnya. Makanan dari hewan ini biasanya tikus. Lalu ada juga macan tutul (panthera pardus) yang aktif di malam hari dan dapat berlari hingga kecepatan 60km/jam. Taman Safari memiliki koleksi satwa dari hampir seluruh penjuru dunia dan juga satwa lokal, seperti Komodo, Bison, Beruang Hitam Madu, Harimau Putih, Gajah, Anoa dan lain sebagainya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kebun Raya Bogor dan Taman Safari adalah tempat wisata yang baik untuk dikunjungi oleh siswa/siswi dari SMP Talenta. Karena mereka akan mendapat banyak ilmu pengetahuan dari kegiatan ini. Kegiatan ini menambah wawasan dan pengetahuan siswa/siswi tentang keadaan bumi kita.
3.2. Saran
Kebun Raya Bogor dan Taman Safari adalah tembat yang sangat baik untuk dikunjungi oleh generasi muda dari bangsa kita, tetapi tempat-tempat tersebut masih jarang dikunjungi oleh pengunjung. Oleh karena itu saya menyarankan kepada pemerintah daerah setempat untuk lebih memperhatikan dan lebih menjaga tempat-tempat tersebut supaya ramai dikunjungi oleh generasi muda.
DAFTAR PUSTAKA
http://cleantzone.blogspot.com/2010/10/laporan-perjalananku-1.html
“Laporan Perjalananku-1”
http://cleantzone.blogspot.com/2010/10/laporan-perjalananku-2.html
“Laporan Perjalananku-2”